Pages

Karena Rasaku Tanpa Tanda

Selamat sore semuanya,  makin sukses aja kan hidup kalian hari demi hari…? Kali ini saya akan membagi sedikit cuplikan ceritaku di sore yang mulai mendung ini. Okey langsung saja ini ceritanya.


Karena Rasa Ku Tanpa Tanda

Semenjak aku mengenalnya, aku langsung merasakan ada getaran perasaan dalam batin ini. Tak mengerti dari mana asalnya dan bagaimana rasa ini terbentuk, aku mulai merangkai sebuah nada untuk nya, ku susun syair untuk nya dan ku bingkis semua itu jadi sebuah alunan lagu yang menurutku agak sedikit memaksa sih.

Tak lepas dari dirinya, ku selalu saja berbuat hal – hal yang aneh agar dia memperhatikan ku, ada ada saja hal yang aku lakukan untuk membuat nya masuk kedalam nya, namun semua itu sia – sia saja. Dia tak pernah menghiraukannya. Yah asik juga sih menurut ku, ada sebuah tantangan tersendiri.

Lain waktu lain cerita pula, ku coba untuk pahami arti rasa ini. Semua seakan terkait olehnya, “yeah ga masalah”, kataku. Namun lambat semakin cepat semua pikirku tertuju padanya. Tak mengerti mengapa begini, ku selalu mencoba dan mencoba walau ku tahu ku takkan pernah merasa lelah tuk mencoba pahami nya. Tak ada kata keraguan sedikitpun yang kurasa bahkan tak ada gelombang gempa yang mampu menggoyahkan rasa ini, walau aku menahan namun terkadang ku juga merasa sedikit panik karna tak kunjung ku temukan satu jawaban pasti.

Kini ku hanya bisa menanti dan terus menanti. Entah kapan kan berhenti namun satu yang pasti ku selalu yakin akan hal ini. Gentar…?, aku tak pernah merasakan hal buruk seperti itu. Terkadang resah juga rasanya, gelisah namun tak galau. Buat apa aku merasa begitu jika hanya akan membuatku merasa letih, “nggak penting”, kataku.

Aku ya begini, jika sudah merasakan ketertarikan dengan lawan jenis pasti berlagak seperti anak kecil yang beum dapat jatah susu dari ibunya. Terkadang aku sering rewel sendiri dan melampiaskan semua itu terhadap tubuhku, entah itu lari –lari, kebut - kebutan motor di jalanan, hujan –hujan kalau lagi hujan, ngopi tanpa batas dan lain sebagainya. Entah apa yang membuatku tertarik padanya, semua yang ku pikirkan tentangnya selalu saja membuatku tersenyum, merasa senang dan damai. Tak pernah sedikitpun terlintas keganjilan terhadap dirinya. “yang namanya juga lagi suka – sukanya, ya pasti seperti itu, ntar kalau sudah bosan juga gak gitu lagi”, salah satu setan bicara. Namun nggak sama halnya dengan diriku yang benar – benar ingin memilikinya, aku adalah tipe cowok yang bila sudah jatuh hati dan mendapatkannya maka selamanya kan ku jaga ia layaknya seorang ibu yang selalu ku lindungi (mulai berlagak sok keren, kwkwkwkwkw), tapi itu semua benar adanya dan bukan hanya kata – kata gombal semata.

Masih berkutat bergerombol pada opini mengapa aku menyayanginya. Berdasar dari sebuah pengalaman, aku selalu menyukai lawan jenis ku dengan berbagai alasan yang menurut ku lagu lama banget. Misal nih ya, “aku menyukaimu karna hidungmu pesek, “aku menyayangimu karna ada gingsul gigimu dan itu terlihat manis”, “aku mencintaimu karna kamu perhatian sama aku lebih dari siapapun”, terus apalagi yah ummmmm, “aku suka kamu karna kamu ada lesung pipi diwajahmu”, dan msih banyak lagi alasan yang lainnya. Aku terdiam terpaku pada kopi yang baru saja aku buat,  jika kita mencintai seseorang hanya karena suatu alasan, bukanya nanti lama kelamaan akan memudar rasa cinta itu…?, misalanya kita mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan, bukankah itu semua juga akan sirna termakan waktu…?, dan bila hal tersebut hilang bukanyanya rasa itu akan memudar…?, (katakanlah dalam konteks kasarnya seperti itu), ya walaupun ada juga sih yang masih bisa bertahan sampai anak cucu.

Separuh gelas kopi sudah berkurang, dan belum juga ku temukan alasan yang pasti. Ku ambil dawai gitar yang tersudut pada ruangan gelap tak berbintang dan mulai ku mainkan sebuah nada agar suasana sedikit berantakan. Ku mainkan sebuah lagu yang tercipta untuk nya.

“Berawal kita jalan berdua, Ditaman kota bertabur bintang
Kupandang matamu dan ku mulai merasa
Salahkah bila kini kasih, ku benar – benar mencintaimu
Dirimu, dirimu, dan hanyalah dirimu”.

Stop…!!!, okey lanjut lagi ceritanya. Aku coba resapi lirik tersebut, “apakah dia masih ingat saat kita berdua jalan bareng di sebuah taman kota dan berujung es krim pot di sebrang jalan, itukan sudah lama terasa”, batinku. Terbesit dalam hati, nampaknya itulah hal yang paling berkesan darinya yang pernah kurasakan. Ahhhh… mungkin hanya sekali saja terjadi, karna mustahil bisa terulang kembali. Dari sini ku mulai mainkan lagu tadi di baginan yang ke dua.

“Walau ku tahu kini kasih, kau telah ada yang memiliki
Disana, dengannya, ohh bersama diririnya
Tak mengapa bagiku kasih, karna rasaku tulus padamu
Tanpa tanda, tanpa tanya, rasaku tanpa tanda”.

Tak tahu juga mengapa kini ku suka pada orang yang telah termiliki hatinya pada orang lain, lucu juga kedengaranya. Memang rasa tak pernah membaca suasana dan tak mengenal waktu dimana dia harus hadir. Ahhhh rasanya saya mau terbang saja dan siarkan rasa untuknya ini kepada semua orang bahwa ku suka dirinya, kwkwkwkwkwk. Tapi memang benar adanya jika kini ku benar menginginkanya walau tak tahu kapan ku bisa. Kini tiba saatnya dimana reff dari lagu yang ku buat untuknya .

“Ijinkan aku memilikimu, walau hanya sekejap saja
Di hidupku, hidupmu, kisah kita berdua
Kan ku buat dirimu slalu, merasa bahagaia bersamaku
Saat ini, sampai nanti, dan untuk selamanya”.

Memang dari syairnya terdengar seperti memaksa sih, tapi dalam konteks kenyataan aku tak pernah memaksanya walau hanya sekejap kedipan mata. Aku hanya ingin dia mengerti dan pahami, itu saja. Terfikir dari syair yang baru saja kunadakan, mungkin aku sudah menemukan alasan mengapa aku menyayanginya. “Bagaimana cara membingkisnya jadi suatu kata yang bagus ya alasan ini…?”, sedang berfikir.

“Karna rasaku tanpa tanda tanpa alasan”

Mungkin itu kata yang pas untuk alasanku, yaitu tanpa alasan aku menyayanginya terlebih menginginkanmu. Hmmmmm….karena sebelumnya dia juga pernah bertanya seperti ini,

“mengapa mas sayang ma aku…?”, tanyanya, “aku ga tau”, jawabku.
“lho kok ga tahu…?”, sambung dia, “ya emang ga tahu”, pangkasku.

Lalu ku sambung lagi dengan kata – kata penutup yang ku ucapkan.

“karna sayangku padamu tanpa alasan”, kataku padanya.
sambil diam tak bergerak ia menjawab “iya mas”.

Setelah berjalan sejauh yang ku bisa dan ku tak menemukan alasan apa dan mengapa ku sayang dengannya, ternyata memang kata itulah yang terlontar untuk alasanku padanya.

Selama ini ku selalu menyayangi seseorang karena sesuatu, namun untuk kali ini ku tak menemukan alasan untuknya. Mungkin inilah rasaku yang sejati, rasa tanpa alasan yang baru sekali ku rasakan, mungkin juga itu yang membuatku masih bertahan untuknya hingga sekarang. Yah….pada dirinya.


Sekian para yang sedang “nganggur” membaca blog saya dan terima kasih sudah mampir dalam ceritaku ini, lain kali kan ada lagi cerita yang ngga kalah serunya dari saya, ya walaupun yang ini ngga begitu seru sih, hahahaha…

Thank’s for all…

4 komentar

  1. Makasih media laras...iya itu nyata adanya

    BalasHapus
  2. Bener- bener bagus,sampe kebawa alur dan suasana ini bacanya,

    BalasHapus
  3. Buat nelly makasih komentarnya...
    Ya syukur bsa kbwa alur...pdahal alurnya g jelas itu

    BalasHapus

 

Most Reading

@Arqhi_90

Diberdayakan oleh Blogger.