Karena Rasa Ku Tanpa Tanda
Semenjak aku
mengenalnya, aku langsung merasakan ada getaran perasaan dalam batin ini. Tak mengerti
dari mana asalnya dan bagaimana rasa ini terbentuk, aku mulai merangkai sebuah
nada untuk nya, ku susun syair untuk nya dan ku bingkis semua itu jadi sebuah
alunan lagu yang menurutku agak sedikit memaksa sih.
Tak lepas dari dirinya,
ku selalu saja berbuat hal – hal yang aneh agar dia memperhatikan ku, ada ada
saja hal yang aku lakukan untuk membuat nya masuk kedalam nya, namun semua itu sia
– sia saja. Dia tak pernah menghiraukannya. Yah asik juga sih menurut ku, ada
sebuah tantangan tersendiri.
Lain waktu lain cerita
pula, ku coba untuk pahami arti rasa ini. Semua seakan terkait olehnya, “yeah
ga masalah”, kataku. Namun lambat semakin cepat semua pikirku tertuju padanya. Tak
mengerti mengapa begini, ku selalu mencoba dan mencoba walau ku tahu ku takkan
pernah merasa lelah tuk mencoba pahami nya. Tak ada kata keraguan sedikitpun
yang kurasa bahkan tak ada gelombang gempa yang mampu menggoyahkan rasa ini,
walau aku menahan namun terkadang ku juga merasa sedikit panik karna tak
kunjung ku temukan satu jawaban pasti.
Kini ku hanya bisa menanti
dan terus menanti. Entah kapan kan berhenti namun satu yang pasti ku selalu
yakin akan hal ini. Gentar…?, aku tak pernah merasakan hal buruk seperti itu. Terkadang
resah juga rasanya, gelisah namun tak galau. Buat apa aku merasa begitu jika
hanya akan membuatku merasa letih, “nggak penting”, kataku.
Aku ya begini, jika
sudah merasakan ketertarikan dengan lawan jenis pasti berlagak seperti anak
kecil yang beum dapat jatah susu dari ibunya. Terkadang aku sering rewel
sendiri dan melampiaskan semua itu terhadap tubuhku, entah itu lari –lari, kebut
- kebutan motor di jalanan, hujan –hujan kalau lagi hujan, ngopi tanpa batas
dan lain sebagainya. Entah apa yang membuatku tertarik padanya, semua yang ku
pikirkan tentangnya selalu saja membuatku tersenyum, merasa senang dan damai. Tak
pernah sedikitpun terlintas keganjilan terhadap dirinya. “yang namanya juga
lagi suka – sukanya, ya pasti seperti itu, ntar kalau sudah bosan juga gak gitu
lagi”, salah satu setan bicara. Namun nggak sama halnya dengan diriku yang
benar – benar ingin memilikinya, aku adalah tipe cowok yang bila sudah jatuh
hati dan mendapatkannya maka selamanya kan ku jaga ia layaknya seorang ibu yang
selalu ku lindungi (mulai berlagak sok keren, kwkwkwkwkw), tapi itu semua benar
adanya dan bukan hanya kata – kata gombal semata.
Masih berkutat
bergerombol pada opini mengapa aku menyayanginya. Berdasar dari sebuah pengalaman,
aku selalu menyukai lawan jenis ku dengan berbagai alasan yang menurut ku lagu
lama banget. Misal nih ya, “aku menyukaimu karna hidungmu pesek, “aku
menyayangimu karna ada gingsul gigimu dan itu terlihat manis”, “aku mencintaimu
karna kamu perhatian sama aku lebih dari siapapun”, terus apalagi yah ummmmm, “aku
suka kamu karna kamu ada lesung pipi diwajahmu”, dan msih banyak lagi alasan
yang lainnya. Aku terdiam terpaku pada kopi yang baru saja aku buat, jika kita mencintai seseorang hanya karena
suatu alasan, bukanya nanti lama kelamaan akan memudar rasa cinta itu…?, misalanya
kita mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan, bukankah itu semua juga
akan sirna termakan waktu…?, dan bila hal tersebut hilang bukanyanya rasa itu
akan memudar…?, (katakanlah dalam konteks kasarnya seperti itu), ya walaupun
ada juga sih yang masih bisa bertahan sampai anak cucu.
Separuh gelas kopi sudah
berkurang, dan belum juga ku temukan alasan yang pasti. Ku ambil dawai gitar
yang tersudut pada ruangan gelap tak berbintang dan mulai ku mainkan sebuah
nada agar suasana sedikit berantakan. Ku mainkan sebuah lagu yang tercipta
untuk nya.
“Berawal kita jalan
berdua, Ditaman kota bertabur bintang
Kupandang matamu dan ku
mulai merasa
Salahkah bila kini
kasih, ku benar – benar mencintaimu
Dirimu, dirimu, dan
hanyalah dirimu”.
Stop…!!!, okey lanjut
lagi ceritanya. Aku coba resapi lirik tersebut, “apakah dia masih ingat saat
kita berdua jalan bareng di sebuah taman kota dan berujung es krim pot di
sebrang jalan, itukan sudah lama terasa”, batinku. Terbesit dalam hati, nampaknya
itulah hal yang paling berkesan darinya yang pernah kurasakan. Ahhhh… mungkin
hanya sekali saja terjadi, karna mustahil bisa terulang kembali. Dari sini ku
mulai mainkan lagu tadi di baginan yang ke dua.
“Walau ku tahu kini
kasih, kau telah ada yang memiliki
Disana, dengannya, ohh
bersama diririnya
Tak mengapa bagiku
kasih, karna rasaku tulus padamu
Tanpa tanda, tanpa tanya,
rasaku tanpa tanda”.
Tak tahu juga mengapa
kini ku suka pada orang yang telah termiliki hatinya pada orang lain, lucu juga
kedengaranya. Memang rasa tak pernah membaca suasana dan tak mengenal waktu
dimana dia harus hadir. Ahhhh rasanya saya mau terbang saja dan siarkan rasa
untuknya ini kepada semua orang bahwa ku suka dirinya, kwkwkwkwkwk. Tapi memang
benar adanya jika kini ku benar menginginkanya walau tak tahu kapan ku bisa. Kini
tiba saatnya dimana reff dari lagu yang ku buat untuknya .
“Ijinkan aku
memilikimu, walau hanya sekejap saja
Di hidupku, hidupmu,
kisah kita berdua
Kan ku buat dirimu
slalu, merasa bahagaia bersamaku
Saat ini, sampai nanti,
dan untuk selamanya”.
Memang dari syairnya
terdengar seperti memaksa sih, tapi dalam konteks kenyataan aku tak pernah
memaksanya walau hanya sekejap kedipan mata. Aku hanya ingin dia mengerti dan
pahami, itu saja. Terfikir dari syair yang baru saja kunadakan, mungkin aku
sudah menemukan alasan mengapa aku menyayanginya. “Bagaimana cara membingkisnya
jadi suatu kata yang bagus ya alasan ini…?”, sedang berfikir.
“Karna rasaku tanpa
tanda tanpa alasan”
Mungkin itu kata yang
pas untuk alasanku, yaitu tanpa alasan aku menyayanginya terlebih menginginkanmu.
Hmmmmm….karena sebelumnya dia juga pernah bertanya seperti ini,
“mengapa mas sayang ma
aku…?”, tanyanya, “aku ga tau”, jawabku.
“lho kok ga tahu…?”,
sambung dia, “ya emang ga tahu”, pangkasku.
Lalu ku sambung lagi
dengan kata – kata penutup yang ku ucapkan.
“karna sayangku padamu
tanpa alasan”, kataku padanya.
sambil diam tak
bergerak ia menjawab “iya mas”.
Setelah berjalan sejauh
yang ku bisa dan ku tak menemukan alasan apa dan mengapa ku sayang dengannya,
ternyata memang kata itulah yang terlontar untuk alasanku padanya.
Selama ini ku selalu menyayangi
seseorang karena sesuatu, namun untuk kali ini ku tak menemukan alasan
untuknya. Mungkin inilah rasaku yang sejati, rasa tanpa alasan yang baru sekali
ku rasakan, mungkin juga itu yang membuatku masih bertahan untuknya hingga
sekarang. Yah….pada dirinya.
Sekian para yang sedang
“nganggur” membaca blog saya dan terima kasih sudah mampir dalam ceritaku ini,
lain kali kan ada lagi cerita yang ngga kalah serunya dari saya, ya walaupun
yang ini ngga begitu seru sih, hahahaha…
Thank’s for all…
Bagus bagus...cerita nyata ya
BalasHapusMakasih media laras...iya itu nyata adanya
BalasHapusBener- bener bagus,sampe kebawa alur dan suasana ini bacanya,
BalasHapusBuat nelly makasih komentarnya...
BalasHapusYa syukur bsa kbwa alur...pdahal alurnya g jelas itu