KEGELISAHAN SEPELE MALAM HARI KU
Kembali ku buka album virtual yang ku
punya, dengan segelas teh panas yang ku buat 10 menit lalu, mungkin sudah tak
terlalu panas untuk ku nikmati, ku mulai melantunkan gesture semata. Ku
titik’an sebuah kata, syair dan nada yang melukiskan suasana nestapa malam ini.
Tak terasa malam mulai larut dan semakin
menenggelamkan matahari. Hujan dengan derasnya membasahi setiap sempit nya
ruang semut. Angin berhembus kencang yang seringkali membuat getar hati para
penghuni alam. Di sela itu ku hanya tersungkur dan merenung, karna malam ini
anehnya tak ada yang bisa aku perbuat bahkan berfikirpun serasa kosong. Sejenak
terdiam dalam kegelisahan batin,
“kenapa aku seperti ini, dan mengapa
aku begini” tanyaku dalam diam
“apa
mungkin aku belum makan…?”
“atau
bahkan aku belum mandi…?” pikirku semakin kacau
“hei…kowe
ki kenopo…?”(hei..kamu ni kenapa…?), tanya seorang yang tiba-tiba datang
“tak
mengapa”, jawab ku singkat
“lha
trus ngopo meneng wae koyo tikus kecelup sumur…?”(lha terus kenapa diem aja
kayak tikus kecelup di sumur), tanya dia lagi
“yo
mbuh kok”(ya nggak tau kok), jawabku kesal
Lalu
ia berlalu dan dengan melangkah setapak perlahan meninggalkan ku sendirian.
Masih dan masih terdiam membisu pada
dinding terdingin se-dunia. Sesaat semua membeku dan membatu,
“jane ono opo sih iki, kok susah ngene
rasane…?!!!”(sebenernya ada apa sih ini, kok susah gini rasanya), dengan
mengumpat aku berkata
Ku coba
bangkit dan berdiri lalu ku berjalan kesana kemari tuk menghilangkan suntuk
yang mengganggu ku. Hingga ku tersadar aku sudah berada di per-empatan lampu
merah jalanan. Dengan keadaan basah kuyup karna hujan yang menjatuhkan dirinnya
terhadap ku. Aku lalu bergegas kembali ke kost tempat aku tinggal dan segera
mengganti pakaian dengan yang baru.
Kembali
terduduk sambil ku nikmati teh yang sudah tertinggalkan 1 jam yang lalu. Ku
raih gitar baru ku dan mulai memainkan sebuah lagu dari salah satu musisi
terkenal dunia John Legend yang berjudul All Of Me
“what would I do without your smart
mouth, drawing me in and you kicking me out”,…bla bla bla, lantunan ku di awal
lirik
Sambil menikmati
suasana dengan lagu itu, ku resapi suatu nada lain, yah apalagi kalau bukan
suara jangkrik yang sedang “ngerik” dan suara katak yang ber-irama bersautan,
sampai lagu yang ku nyanyikan berakhir dan kembali ku “sruput” teh yang ku buat
tadi. Sampai disini ku mulai bingung harus menulis yang bagaimana lagi. Mau go
to sleep juga belum ngantuk, mau ngapain juga paling cuma diem sambil menahan
bingung,
“Aahhh…mbuh..!!!”, umpat ku
Akhirnya hanya
tiduran saja dalam kamar dan kembali
menitikkan tinta kedalam lembaran maya ku. Badan yang acak-acakan, kamar yang
berantakan dan lagi tugas kehidupan yang belum tersampaikan. Ku pandangi
langit-langit “gubug” tempat ku menitipkan raga. Sekilas nampak bayangan aneh,
sesosok baying yang melabaikan isyarat yang hanya membisu tak bersuara. Setelah
kuamati baru ku sadar
“oalah…ternyata cuma bayangan sarang
spider yang belum ku bersihkan”, tangkap pikir ku. Maklum sudah seminggu belum
ku bersihkan
Diam, diam, diam dan masih saja diam. Mencoba
melawan namun aku malah pasrah saja, di kerumunin nyamuk yang datang mengundang
“sumpek” raga ini (gimana nggak pasrah, orang sebelumnya aku sudah lumurin
tubuh dengan atutan). Terlentang,
tengkurap, guling –guling badan dan akhirnya lelah, kembali aku terdiam dengan
posisi paling aneh, yah posisi “khayang”, kalau kalian tahu sih masalahnya aku
nggak tau bahasa formalnya.
Bosan, bosan, bosan dan semakin bosan.
Hujan sudah mulai reda namun pikiran masih saja berperang dengan asumsi gagasan
yang lainnya. Tenang and keep calm(berfikir). Masih saja suara nyamuk serangga
kecil yang menjengkelkan mengganggu aliran instrument telinga ku. Kabar darinya
pun sampai sekarang belum berdering android ku. Dirinya yang ku sembunyikan
dalam ketenangan batin ku. Dirinya yang selalu bisa membuat ku merasa nyaman,
namun tak untuk malam ini. Tiba-tiba ia menghilang dari pandangan sukma ku.
“embuh…ilang ning ndi aku yo gak
weruh”(gak tau…hilang kemana aku juga tak tahu), kata ku spontan
Aku mulai melangkah keluar kamar dan
berjalan menuju sebuah warung tempel jalanan hanya untuk sekedar ngopi dan
makan gorengan(tahu, tempe, lumpia, sosis, dll) se-adanya. Ku mulai memesan
satu gelas kopi hitam tanpa gula kesukaan ku. Sembari menunggu ku makan camilan
tadi sambil ku sulutkan api pada sebatang “tembakau”. Dingin malam mulai
menusuk sumsum tulang ekorku, disaat itu pula kopi pesanan ku telah siap untuk
ku “seruput”. Hmmmm…nikmatnya kurasakan si hitam pahit ini, aroma khas yang
menyeruak kedalam paru-paru melalui lubang hidung ini serasa membawa ku ke alam
bawah sadar dan mengajak ku menikmati indah kehidupan tanpa gundah gulana serta
merta guling-gulingan. Tersadar dari semua itu tak terasa kopi yang kunikmati
tadi mulai menampakkan ampasnya, lalu ku bayar hasil dari kopi dan camilan yang
ku lahap dan kemudian aku kembali ke kost “gubug” derita ku.
Setibanya di kost, aku langsung rebahan
dalam kamar diatas kasur dibawah atap dan berselimutkan kain perca. Kembali ku
pandangi langit-langit “gubug” dalam ruang 2 x 3 meter ini. Ku dapati
kenyamanan yang berbeda dari sebelumnya. Lebih hening, tambah nyaman, begitu
damai dan pikiran yang sumpek tadi pun mulai menghilang.
“Aahhh
ternyata mungkin kegelisahan tadi di sebabkan karna aku belum makan”, dalam
pikir ku
Langsung saja ku nyamankan posisi ku
berbaring dan mulailah aku menjalankan ritual keramat yang biasa aku lakukan,
ya apalagi kalau bukan berdo’a… :-D dan selesai itu ku mulai mengatupkan ke dua
kelopak mata lalu tertidur.
Sekian sedikit cerita tentang keGELISAHAN
saya karna kelaparan lupa belum makan…ha ha ha ha. Yah kadang kala hanya hal
sepele namun dapat menimbulkan suatu hal yang amat sangat luar
BINASA…kwkwkwkwkwkwk.
Thank’s bagi yang sudah mampir dan
membaca dan syukur – syukur ada yang komen di blog saya ini… :-D
AND GOOD NIGHT
cukuplah untuk membuat senyum diwajah sinis sore hari
BalasHapusthank's jejaknya
BalasHapus